Jumat, 12 Juni 2015

Ada dua macam jenis penyakit TBC, yakni tuberculosis paru dan tuberculosis ekstra paru. TBC berhubungan dengan daya tahan tubuh manusia. Besar kemungkinan penderita HIV/AIDS dan diabetes militus megidap TBC. (lead))
Tuberculosis atau biasa yang dikenal dengan TBC merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini berasal dari kuman mycobacterium tuberculosis, dapat menular melalui droplet (percikan ludah) dan lewat udara.
Menurut Dokter Umum Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1, dr  Susanti TBC sangat berbahaya. “ ini kan penyakit menular”.satu orang terinfeksi bisa menularkan ke 10 orang. Tbc bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Namun sesame anak-anak, TBC tidak akan menular, dan biasanya anak-anak tertular melalui orang dewasa,”ungkapnya
Dia menjelaskan ada dua macam jenis penyakit TBC, yakni tuberculosis paru dan tuberculosis ekstra paru. Perbedaannya sambung dari dr Susanti, jika TBC Paaru menyerang bagian organ, namun untuk TBC ekstra Paru menyerang bagian pernapasan diluar paru, seperti selaput otak,tulang kelenjar getah bening,usus,saluran kemih dan kulit.
Ia menyebut berbagai macam gejala yang ditimbulkan TBC pada orang dewasa akan muncul seperti batuk tidak kunjung sembuh selama dua pecan berturut-turut, mengeluarkan darah, sakit dada, sesak napas, keringat malam, berat badan turun dan berkurangnya nafsu makan. Namun pada anak-anak harus lebh teliti lagi dalam mendiagnosa gejalanya. Namun mulai dari berat badan yang tak kunjung meningkat, demam yang tidak jelas, diare, keringat malam dan pada kelenjar leher, ketiak serta lipat dada terjadi pembekakan.
“karena penyakit TBC sering terjadi, khususnya dipemukiman padat penduduk, sesuai dengan program pemerintah mengurangi angka penderita TBC , kini setiap Puskesmas tersedia pelayanan TBC secara gratis. Meskipun pasien tidak memiliki BPJS, pasien akan diberikan obat secara gratis, terkecuali berobat dirumah sakit swasta,”tegasnya.
TBC berhubungan dengan daya tahan tubuh manusia, Besar kemungkinan penderita HIV/AIDS dan diabetes militus mengidap TBC. Oleh sebab itu, penderita akan mendapatkan pengobatan TBC juga, guna mencegah resiko penyakit komplikasi. Kata dr Susanti
“banyak diantara penderita TBC yang tidak sembuh, karena malas minum obat. Padahal tanda kesembuhan belum terjadi. Sekitar 31orang per 2015 yang berobat dipuskesmas ini. Tiga penderita TBC mengidap kencing manis juga, usia mereka mulai anak-anak sampai dewasa,”jelasnya.
Bagi yang memiliki rekan atau saudara yang terkena TBC, dr Susanti menyerankan segera menju fasilitas kesehatan terdekat, terutama ke puskesmas, karena gratis. Setelah pemeriksaan dilakukan dan positif terkena TBC, langsung melakukan terapi pengobatan.

Selain melakukan pengobatan, dia juga menganjurkan penderita TBC melakukan gaya hidup yang sehat. Konsumsi makanan bergizi, istirahat teratur, olahraga, tidak merokok dan tidak mudah stres.”keluarga agar selalu memberikan edukasi kepada penderita, serta melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti anjuran tidak meludah sembarangan dan menutup mulut ketika batuk,”ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar