Ada dua macam jenis penyakit TBC, yakni tuberculosis paru dan tuberculosis
ekstra paru. TBC berhubungan dengan daya tahan tubuh manusia. Besar
kemungkinan penderita HIV/AIDS dan diabetes militus
megidap TBC. (lead))
Tuberculosis atau biasa yang dikenal dengan TBC merupakan penyakit
yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini berasal dari kuman mycobacterium tuberculosis, dapat
menular melalui droplet (percikan ludah) dan lewat udara.
Menurut Dokter Umum Puskesmas
Kelurahan Penjaringan 1, dr Susanti TBC
sangat berbahaya. “ ini kan penyakit menular”.satu orang terinfeksi bisa
menularkan ke 10 orang. Tbc bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Namun
sesame anak-anak, TBC tidak akan menular, dan biasanya anak-anak tertular melalui
orang dewasa,”ungkapnya
Dia menjelaskan ada dua macam
jenis penyakit TBC, yakni tuberculosis
paru dan tuberculosis ekstra paru.
Perbedaannya sambung dari dr Susanti, jika TBC Paaru menyerang bagian organ,
namun untuk TBC ekstra Paru menyerang bagian pernapasan diluar paru, seperti
selaput otak,tulang kelenjar getah bening,usus,saluran kemih dan kulit.
Ia menyebut berbagai macam gejala
yang ditimbulkan TBC pada orang dewasa akan muncul seperti batuk tidak kunjung
sembuh selama dua pecan berturut-turut, mengeluarkan darah, sakit dada, sesak
napas, keringat malam, berat badan turun dan berkurangnya nafsu makan. Namun
pada anak-anak harus lebh teliti lagi dalam mendiagnosa gejalanya. Namun mulai
dari berat badan yang tak kunjung meningkat, demam yang tidak jelas, diare,
keringat malam dan pada kelenjar leher, ketiak serta lipat dada terjadi
pembekakan.
“karena penyakit TBC sering
terjadi, khususnya dipemukiman padat penduduk, sesuai dengan program pemerintah
mengurangi angka penderita TBC , kini setiap Puskesmas tersedia pelayanan TBC
secara gratis. Meskipun pasien tidak memiliki BPJS, pasien akan diberikan obat
secara gratis, terkecuali berobat dirumah sakit swasta,”tegasnya.
TBC berhubungan dengan daya tahan
tubuh manusia, Besar kemungkinan penderita HIV/AIDS dan diabetes militus mengidap TBC. Oleh sebab itu,
penderita akan mendapatkan pengobatan TBC juga, guna mencegah resiko penyakit
komplikasi. Kata dr Susanti
“banyak diantara penderita TBC
yang tidak sembuh, karena malas minum obat. Padahal tanda kesembuhan belum
terjadi. Sekitar 31orang per 2015 yang berobat dipuskesmas ini. Tiga penderita
TBC mengidap kencing manis juga, usia mereka mulai anak-anak sampai
dewasa,”jelasnya.
Bagi yang memiliki rekan atau
saudara yang terkena TBC, dr Susanti menyerankan segera menju fasilitas
kesehatan terdekat, terutama ke puskesmas, karena gratis. Setelah pemeriksaan
dilakukan dan positif terkena TBC, langsung melakukan terapi pengobatan.
Selain melakukan pengobatan, dia
juga menganjurkan penderita TBC melakukan gaya hidup yang sehat. Konsumsi makanan
bergizi, istirahat teratur, olahraga, tidak merokok dan tidak mudah
stres.”keluarga agar selalu memberikan edukasi kepada penderita, serta
melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti anjuran tidak meludah sembarangan
dan menutup mulut ketika batuk,”ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar